Korea Utara Tuding Korea Selatan Lakukan Provokasi Serius terhadap Tentaranya

Pyongyang – Korea Utara pada Sabtu (23/8/2025), menuduh Korea Selatan melakukan provokasi serius dengan menembakkan tembakan peringatan ke INITOGEL arah tentaranya yang sedang memasang barikade di perbatasan kedua negara.

Wakil Kepala Staf Umum Tentara Rakyat Korea Ko Jong Chol seperti dilansir AP menyatakan bahwa tembakan peringatan pada Selasa (19/8), bertepatan dengan tengah berlangsungnya latihan militer musim panas Korea Selatan–Amerika Serikat. Dia menuduh Seoul dengan sengaja mencoba meningkatkan ketegangan.

Tidak lama setelah pernyataan Ko, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengonfirmasi bahwa militer memang melepaskan tembakan peringatan pada Selasa sore ke arah tentara Korea Utara yang sempat melintasi garis demarkasi militer di wilayah perbatasan bagian tengah ketika melakukan pekerjaan konstruksi yang tidak dirinci. Militer Korea Selatan menambahkan, para tentara itu segera kembali ke wilayah Utara tanpa insiden dan pihak Korea Utara tidak membalas tembakan.

Dalam beberapa bulan terakhir, militer Korea Selatan sesekali menggunakan pengeras suara untuk memberikan peringatan serta menembakkan tembakan peringatan guna menghalau tentara Korea Utara yang melintasi garis demarkasi militer. Sebagian besar insiden tersebut dipandang sebagai kejadian tidak disengaja ketika pasukan Korea Utara membangun barikade anti-tank, menanam ranjau, dan melakukan pekerjaan lain untuk memperkuat pertahanan perbatasan di tengah meningkatnya ketegangan.

Musuh Permanen

Ilustrasi Korea Utara dan Korea Selatan

Ilustrasi Korea Utara dan Korea Selatan. (Dok. Pixabay/kirill_makes_pics)

Ko menjelaskan, saat insiden tembakan peringatan terjadi para tentara Korea Utara tengah mengerjakan proyek barikade untuk secara permanen menutup perbatasan selatan, sebagai bagian dari upaya memisahkan kedua Korea. Namun, menurutnya, pihak Korea Selatan merespons dengan peringatan lewat pengeras suara dan tembakan.

Lebih lanjut, Ko mengatakan bahwa Korea Utara telah memberitahu pasukan AS di Korea Selatan mengenai rencana pekerjaan perbatasan itu pada 25 Juni dan 18 Juli untuk mencegah bentrokan yang tidak disengaja.

“Sebagai komandan yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan keamanan perbatasan selatan, saya dengan tegas menuntut (pihak Korea Selatan) segera menghentikan provokasi berbahaya yang bertujuan menjadikan proyek fortifikasi di perbatasan selatan—yang perlu untuk mempertahankan kedaulatan kami—sebagai alasan untuk meningkatkan ketegangan,” pinta Ko.

Permusuhan antara kedua Korea kini memuncak, dipicu kebijakan keras presiden Korea Selatan sebelumnya, Yoon Suk Yeol, yang memperluas latihan militer dengan AS dan menghidupkan kembali propaganda perbatasan. Korea Utara menilainya sebagai permusuhan terbuka, sementara Kim Jong Un semakin gencar memamerkan kemampuan nuklirnya dan merapat ke Rusia dalam perang Ukraina.

Dengan mengutip perluasan latihan militer Korea Selatan–AS dan kebijakan garis keras pemerintah konservatif sebelumnya di Seoul, Kim Jong Un tahun lalu menyatakan bahwa Korea Utara meninggalkan tujuan lama untuk reunifikasi damai antara kedua Korea. Dia memerintahkan penulisan ulang konstitusi Korea Utara guna menandai Korea Selatan sebagai musuh permanen.

Pemerintah Kim Jong Un sejauh ini menolak upaya diplomatik dari presiden baru Korea Selatan, Lee Jae Myung, yang pekan lalu mengatakan bahwa Seoul akan berupaya memulihkan perjanjian militer antar-Korea tahun 2018 yang bertujuan mengurangi ketegangan di perbatasan. Dia mendesak Pyongyang untuk merespons dengan membangun kembali kepercayaan dan melanjutkan dialog.

Sumber : Beritaterbaik.id