Cirebon – Minimnya peminat siswa yang mendaftar sekolah swasta di Kota Cirebon menjadi perhatian para legislator di daerah setempat. INITOGEL Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon Harry Saputra Gani mengatakan sudah mendengar langsung kondisi yang dialami sekolah swasta baik SMP, SMA dan SMK yang ada di Kota Cirebon. “Kami sudah mendengar keluhan mereka dan ini memang harus segera disikapi agar kedepan tidak lagi sepi peminat,” ujar Harry Saputra Gani, Jumat (25/7/2025).
Pada kesempatan tersebut, Harry mengaku DPRD Kota Cirebon pernah melakukan komparasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) di DKI Jakarta. Ia mengatakan, pada pelaksanaannya, ada terobosan yang bisa dilakukan oleh Pemkot Cirebon dalam menanggulangi minimnya jumlah peminat sekolah swasta.
Ia mengatakan, Disdik di Jakarta menggandeng beberapa sekolah yang cenderung sepi peminat untuk bekerja sama. Salah satu poin kerjasamanya mulai pembebasan biaya SPP hingga bantuan uang gedung. “Tetapi bantuan uang gedung tidak full ya, berapa besarannya tergantung komunikasi sekolah dengan dinas pendidikan. Terkait SPP gratis pun ditentukan kuota. Ini bisa jadi salah satu solusi untuk mencegah sekolah swasta sepi peminat,” ujar Harry.
Menurutnya, kerja sama tersebut bisa diterapkan di Kota Cirebon. Disdik Kota Cirebon menggandeng beberapa sekolah swasta yang bisa bekerja sama. Ia mengaku tidak semua sekolah swasta di Kota Cirebon memiliki kemampuan finansial yang baik. Sebab, gaji pengajar bergantung kepada jumlah siswa yang bersekolah. “Jangan disamakan kalau semua sekolah swasta itu yayasannya kaya belum tentu juga,” ujarnya.
Mindset Warga
Namun demikian, katanya, terdapat sejumlah kendala di masyarakat. Ia mengatakan, yang menjadi permasalahan mendasar adalah hampir sebagian besar mainset warga Kota Cirebin ingin anaknya sekolah di negeri. Mindset yang terbentuk bahwa sekolah di negeri seakan elit, bahkan sekolah di negeri terkesan gratis tanpa SPP.
“Gimana kita mau nawarkan sekolah swasta kalau mindset-nya mau di negeri semua. Padahal sekolah di negeri maupun swasta sama saja. Bahkan sekolah swasta juga sudah banyak yang menerapkan program SPP gratis. Jadi harus ubah mindset dulu secara bersama,” ujar HSG.
Harry berharap kondisi sekolah swasta yang ada di Kota Cirebon menjadi perhatian pemerintah daerah agar tahun ajaran mendatang tidak lagi sepi peminat. “Digandeng saja sekolah swasta bisa menjadi alternatif sekolah ketika di negeri tidak menampung atau tidak keterima,” ujarnya.
Sebelumnya, sejumlah sekolah swasta SMK maupun SMA di Cirebon kerap mengeluh. Mereka diketahui sangat kekurangan murid selama proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025. Kondisi tersebut ditengarai imbas dari kebijakan baru Pemprov Jawa Barat mengenai tambahan kuota atau rombongan belajar di sekolah negeri menjadi 50 siswa. Padahal, sebelumnya, kebijakan mengatur satu rombongan belajar diisi 36 siswa.
Kepala SMK Veteran Cirebon, Wahyu Hidayat menyebutkan, pada SPMB tahun 2025 hanya menjerima 9 hingga 10 siswa saja. Padahal, katanya, sebelumnya tahun 90 an jumlah siswa di sekolahnya cukup banyak bahkan masuk salah satu sekolah unggulan swasta di Cirebon. “Dulu jumlah siswa kami bisa sampai lebih dari 1000 orang sekarang cari siswa baru 100 saja sulit,” ujar Wahyu, Sabtu (12/7/2025).
Wahyu mengatakan, pada SPMB tahun 2025 ini, siswa yang mendaftar di SMK Veteran Cirebon baru 9 sampai 10 orang. Wahyu mengaku sangat mendukung sejumlah program dan kebijakan yang dikeluarkan Pemprov Jabar.
Sumber : Beritaterbaik.id